
Intro: C F C F C
C F
Yang terdiam dari suara
C G
Sabar jiwaku, sabar seluruh bangsaku
C F C
Aaah perih tangismu, perih jiwamu
C
Tersisihkan oleh kawanan hitam
C Em C
Semua telah lelah menanti
(pidato Ir. Soekarno)
C F
Bersuara untuk mereka, raja negeriku
C G
Kau tlah lama terdiam
C F C
Perubahan jerit hatiku, cermin jiwamu
C
Berikan terang untuk masa depan wooo
Solo : F C Em C Am 2X
F C G C
(pidato Ir. Soekarno)
C F
Berpegangan semua saudara
C Em
Tegar berdiri dalam mimpi yang satu
Am F C
Perubahan untuk tanahmu, tanah airmu
G C
Untuk negeri dan mimpi bangsamu
Out: F C Em Am F C
(pidato Ir. Soekarno)

C F
Yang terdiam dari suara
C G
Sabar jiwaku, sabar seluruh bangsaku
C F C
Aaah perih tangismu, perih jiwamu
C
Tersisihkan oleh kawanan hitam
C Em C
Semua telah lelah menanti
(pidato Ir. Soekarno)
C F
Bersuara untuk mereka, raja negeriku
C G
Kau tlah lama terdiam
C F C
Perubahan jerit hatiku, cermin jiwamu
C
Berikan terang untuk masa depan wooo
Solo : F C Em C Am 2X
F C G C
(pidato Ir. Soekarno)
C F
Berpegangan semua saudara
C Em
Tegar berdiri dalam mimpi yang satu
Am F C
Perubahan untuk tanahmu, tanah airmu
G C
Untuk negeri dan mimpi bangsamu
Out: F C Em Am F C
(pidato Ir. Soekarno)
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
Sufyan bin Uyainah mengemukakan contoh dengan berkata, “Seperti nama atau gelar Syahan Syah.”
Dan dalam riwayat yang lain dikatakan : “Dia adalah orang yang paling dimurkai di sisi Allah Subhanahu wata’ala pada hari kiamat dan yang paling buruknya.” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya 2/315)
Nama (gelar) yang paling hina: Yakni yang paling rendah dan hina.
Dinamakan atau digelari Raja Diraja: Dia dipanggil dengan nama itu dan dia meridhainya (mau dipanggil dengan nama itu).
Raja: Penguasa yang mengendalikan sesuatu dengan perbuatannya dan perintahnya.
Syahan Syah: Yakni nama atau gelar dari Persia yang artinya juga Raja Diraja
Penjelasan Global
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengabarkan dalam Hadits ini
bahwasanya nama atau gelar yang paling buruk, paling rendah, dan paling
hina adalah sesiapa yang menamai atau menggelari dengan panggilan Raja
Diraja atau yang semacamnya dan orang itu meridhainya (mau dipanggil
dengan nama itu). Hal itu dikarenakan dia meninggikan dengan ketinggian
yang sulit dicapai dan mendudukkan dirinya dengan kedudukan Rabb Azza
wajalla, dan dia mencoba menyamai kerajaan-Nya secara mutlak. Kemudian
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan bahwasanya tiada
penguasa di alam semesta ini dan apa-apa yang ada di dalamnya yang
merajai dan memiliki kerajaan kecuali Allah Azza wajalla.
Selain itu hadits ini juga mengandung pelajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang hendak memberi nama-nama atau gelar-gelar kepada
seseorang yang dianggap memiliki kedudukan atau yang semacamnya untuk
memahami makna yang terkandung di dalamnya sehingga tidak menimpa mereka
ancaman dari hadits ini berupa kehinaan dan kerendahan yang telah
menimpa orang yang telah memberi nama atau gelar dan yang diberi nama
atau digelari dengan Raja Diraja. Wallahul Musta’an.
Faidah Hadits Ini
1. Haramnya memberi nama atau gelar Raja Diraja dan setiap penamaan
yang paling tinggi dari keagungan, seperti gelar Syahan Syah di Persia,
Hakimnya para Hakim, dan semacamnya.
2. Wajibnya beradab, dengan meninggalkan lafazh yang mengandung makna yang rendah di sisi Allah Azza wajalla
Keterkaitan hadits dengan Tauhid
Celaan dari Hadits ini memberi nama atau gelar Raja Diraja dan yang
semacamnya karena hal itu merupakan syirik dalam perkara Rububiyah.
[Dinukil dari kitab Al Jadid Syarhu Kitabut Tauhid, Karya Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman Al Qar’awi]

Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
Tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
Dengan lidah kita memuji Tuhan Kita Allah SWT, dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, tidak boleh demikian terjadi.
Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?
Adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

1. MENGENDALIKAN LIDAH
Tubuh kita yang sebesar ini ternyata di bawah pengaruh lidah. Tuhan yang termuat dalam ini juga menyatakan pada kita bahwa lidah memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan hidup kita. Berbicara pada kita, bahwa segala sesuatu yang menentukan dalam hidup kita itu ditentukan oleh perkataan-perkataan yang kita keluarkan dari mulut kita sendiri. Mari kita pelajari :
A. GURU
Ada 2 penafsiran tentang apa yang dimaksud dengan ‘guru’ di sini:
1. Guru berarti pengajar Firman Allah SWT/ Orang yang mengenal Tuhan.
2. Guru bisa juga berarti “orang yang suka menghakimi / mengkritik”.
Guru dianggap sebagai orang yang mengetaui sesuatu lebih dari orang lain (anak didiknya). Maka Guru dianggap sebagai sosok yang pengetahuannya lebih. Orang yang dianggap sebagai guru, tentu saja mereka adalah orang-orang yang mengerti tentang Firman Allah SWT lebih dari orang lain.
Namun Guru dalam artian lain bisa sebagai orang yang suka menggurui seringkali memberikan kritikan saran dan teguran kadang-kadang mereka melakukannya pada saat yang tidak tepat dan ditempat yang tidak tepat.
Seorang pengajar Firman Allah SWT akan dihakimi lebih berat karena mereka tahu lebih banyak tentang Firman Allah SWT :
*Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barang siapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."
Orang yang sok menggurui, dalam artian suka mengkritik, Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barang siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Menghakimi orang lain dengan adil adalah sukar sekali, kita banyak sekali menghakimi orang dengan mulut kita tanpa mengetahui keadaaan sebenarnya dan semua akan mengarah kepada gosip yang sangat merugikan orang lain.
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Orang yang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Karena itu, bagi manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian.
Dan engkau, bagi manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?
B. BAHAYA LIDAH
Lidah itu kecil, tetapi pengaruhnya sangat besar :
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
Menggambarkan lidah itu kuat, seperti kekang pada mulut kuda dan bisa mengendalikan kuda itu untuk menuruti kemauan kita.
Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Ilustrasi kepada kita ; kapal air yang amat besar sekalipun arah dan tujuannya itu ditentukan hanya oleh kemudinya yang amat kecil. Demikian juga dengan lidah kita, bagian yang kecil dari tubuh kita itu sanggup membuat perkara besar yang menentukan nasib manusia.
Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
C. LIDAH BAGAIKAN API
Api itu panas, demikian juga lidah. Api bisa merusak dan menghancurkan. Gosip dan firnah bisa merusakkan hubungan dengan orang lain. Kata-kata kasar akan terasa panas ditelinga bagaikan api. Gosip akan menjalar dengan cepat bagaikan api yang menghanguskan.
Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
D. LIDAH SANGAT BUAS
Bahwa semua binatang bisa dijinakkan dan telah dijinakkan oleh manusia, tetapi tidak ada orang yang bisa menjinakkan lidahnya sendiri! Lidah itu adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh dengan racun yang mematikan!
Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
E. PENGGUNAAN LIDAH
Pergunakan lidahmu untuk memuliakan Allah. Kuasai hatimu dan berkata-katalah yang memberikan berkat bagi orang lain. Kita arus konsisten dalam menggunakan lidah Sama seperti sebuah pohon tidak mungkin mengeluarkan 2 jenis buah, dan sebuah mata air tidak mungkin mengeluarkan air tawar dan air asin. Kita tidak boleh sebentar menggunakan lidah kita untuk Tuhan, tetapi kemudian mengeluarkan kata-kata kutuk dan caci-maki.
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Allah SWT; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
Dimanapun anda berada, kuasai lidahmu!
F. HIDUP MATI DIKUASAI LIDAH
Barang siapa tidak bersalah dalam berkataannya, ia adalah orang sempurna, yang juga dapat mengendalikan seluruh tubuhnya.
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Begitu banyak kerusakan terjadi setiap hari karena lidah-lidah yang tidak terkendali. Betapa perlunya kita mengendalikan lidah kita dan kata-kata yang kita ucapkan. Hubungan dengan sesama akan sangat membaik jika kita dapat mengendalikan lidah kita.
Banyak orang-orang yang menderita akibat “lidah”. Kita sering lupa bahwa kata-kata yang menyakitkan akan membuat orang sengsara. Bahwa lidah bagaikan bidatang buas yang sulit untuk dijinakkan.
Kita sekalian sudah pernah menyakiti satu sama lain, yaitu dengan lidah kita. Betapa banyak kesusahan yang dapat dibuat oleh lidah kita terhadap orang-orang lain. Pernahkah kita berdusta? Pernahkah kita mengatakan hal-hal yang jahat dan tidak baik kepada orang lain sehingga menyakiti hatinya? Pernahkah kita tidak dapat mengendalikan amarah dan mengatakan apa saja yang ada dalam pikiran kita? Ada banyak cara lagi untuk melukai hati orang dengan kata-kata yang tidak benar atau tidak baik, walaupun kita tahu itu seharusnya tidak boleh diucapkan.
Bahwa lidah itu seperti api dan penuh dengan kejahatan atau dosa. Hanya Roh kita sajalah yang dapat mengontrol lidah kita dan menahan kita dari berkata-kata yang tidak baik. Ingatlah, saat kita dicobai untuk mengatakan sesuatu yang tidak benar tentang orang lain, kita harus cepat-cepat meminta kepada Tuhan kita selalu agar memelihara hati kita untuk tidak berkata dusta yang merusak orang lain.
2. VERBAL ABUSE
“Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran”.
“Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan”.
“Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati”.
Verbal Abuse :
Segala tindakan yang menyakiti dan menyiksa dengan kata-kata dikategorikan sebagai verbal abuse. Verbal abuse terjadi dimana-mana, tidak terkecuali di rumah tangga, di kantor, di sekolah, di masjid, di perkumpulan/ organisasi, dimanapun. Para pelakunya pun bermacam-macam : laki-laki , perempuan, orang kaya/ miskin, orang berpendidikan/ bukan anak-anak/ orang dewasa bahkan orang tua sekalipun. Verbal Abuse bisa berupa makian, cacian, kata-kata tajam yang ditujukan untuk menusuk perasaan si korban atau sebagai senjata agar sang korban tunduk dan tak berdaya dihadapan si 'abuser'. Apakah kata-kata ini asing bagi saudara ? :
“Kamu tidak berguna!”
“Kamu bodoh”
“Ini semua salahmu!”
“Kamu jelek”
“Dia itu payah!”
“Seleranya rendah”
“Hai monyet! …..
Sakit akibat kekerasan velbal (Verbal abuse) kadang melebihi sakit yang diakibatkan oleh kekerasan fisik (physical abuse). Walaupun bekas luka dan bilur-bilur kekerasan fisik dapat disembuhkan, tetapi banyak luka yang diakibatkan oleh Verbal Abuse tetap selamanya menjadi luka dihati penderita, sakit yang tetap tinggal di hati kadang tidak sungguh-sungguh tersembuhkan. Kadang-kadang luka yang diderita akibat verbal abuse yang dialami semasa kecil, tetap menjadi masalah ketika orang itu beranjak dewasa. Sungguh hebat luka akibat lidah ini.
2.A. EKSPRESI VERBAL ABUSE :
Sebagai berikut :
• Berteriak.
• Menakuti anak kecil dengan kata-kata.
• Memanggil orang dengan julukan yang dia tidak suka.
• Mengutuki, dan memaki.
• Menghina dengan kata-kata.
• Menjelek-jelekkan orang lain.
• Mempermalukan dihadapan orang lain.
• Mengancam akan membunuh.
• Mengatakan dihadapan anak-anak bahwa ayah/ ibu-nya menjijikkan.
• Berteriak kepada anak-anak.
• Menjuluki orang dengan background ras-nya.
• Dll.
Verbal abuse seperti sebuah batu yang dilemparkan di kaca jendela. Kerusakan emosi akibat verbal abuse akan menyakiti korban bahkan luka yang diakibatkannya sulit untuk disembuhkan. Luka ini biasanya tersimpan, tidak terungkapkan, karena kejadiannya biasanya tanpa saksi. Dan biasanya dilakukan oleh orang yang punya kuasa mendominasi dan mengkontrol si korban.
2.B. AKIBAT VERBAL ABUSE :
Kadang kita melupakan, keburukan apa yang diakibatkan oleh kata-kata yang sembrono. Ketika kita menyakiti orang-orang disekitar kita dengan kata-kata buruk. Akibat dari perlakuan tersebut diantaranya adalah :
EMOTIONAL DAMAGE
Kerusakan emosional menimbulkan kerusakan jiwa sebagai berikut :
1. Timbulnya rasa penolakan terhadap diri sendiri sebagai manusia.
2. Rusaknya harga diri, sehingga korban sulit untuk bergaul dan ikut kegiatan-kegiatan sosial.
3. Adanya teror dalam hidup sang korban yang menghancurkan masa depannya.
4. Berkurangnya moral si korban. Karena korban dapat menyakiti diri sendiri secara moral/ merusak moralnya.
PENGULANGAN
Disamping mengakibatkan kerusakan emosi, verbal abuse juga bisa diturunkan. Orang yang menderita akibat verbal abuse, mempunyai kecenderungan untuk melakukan verbal abuse kepada orang lain. Ini akan terjadi terus-menerus. Sesungguhnya orang yang melakukan abuse itu adalah orang yang dulunya di abuse juga, ia melemparkan kata-kata kasar itu untuk melampiaskan rasa jengkel akibat lukanya itu.
Sayang sekali kebanyakan pelaku verbal abuse, tidak sadar bahwa kata-kata yang menyakitkan itu menyakiti hati, mereka itu berdalih dan membenarkan diri sendiri dengan alasan-alasan klasik seperti ini.
• Saya kan hanya becanda, kenapa sih diambil hati.
• Saya ini orangnya blak-blakan, masa bodoh dengan perasaan orang lain.
• Dia terlalu sensitif sih , itu urusan dia, saya kan tidak bermaksud begitu.
• Tidak ada maksud apa-apa kok. Saya cuman pingin dia itu ngerti!
• Saya hanya mengingatkan saja. Dan lain sebagainya.
DOMINASI
Korban verbal abuse, kadang tidak mau menentukan nasipnya sendiri, dia akan tergantung kepada orang yang sering memakinya. Takut untuk membuat keputusan karena dia selalu terancam akan dimaki lagi jika salah menentukan langkah bagi dirinya Orang yang demikian kehilangan hormat terhadap diri sendiri.

RESPON TAK TERDUGA
Korban verbal abuse kadang-kadang bertindak sesuatu yang tidak dapat diduga dalam melampiaskan kekesalannya, kadang dengan cara yang sama sekali berbeda dengan kebiasaannya. Penderita / korban verbal abuse, dapat menyerang orang dengan tiba-tiba, berteriak bahkan memukul/ menyakiti orang.
2.C. PENTINGNYA KOMUNIKASI :
Kata-kata sangat penting dalam kehidupan kita. Pernah ada satu penelitian di jaman Romawi kuno, seorang kaisar mencoba membuktikan pentingnya kata-kata dan interaksi kasih-sayang dalam sebuah kehidupan. Penelitiannya terhadap 10 bayi yang baru lahir. Kaisar memerintahkan kepada para perawat/ pengasuh untuk hanya memberi makan dan mengganti popok saja, tetapi tidak boleh mengajak bayi-bayi tersebut berbicara dan menimang/ menyentuh bayi dengan kasih-sayang. Kalau mereka mengganti popok, ya hanya mengganti saja tidak boleh membelai/ menggendong. Ketika merawat bayi tersebut para perawat juga dilarang untuk berbicara satu sama lain. Para bayi tidak diperbolehkan mendengar bunyi-bunyian. Mereka ditaruh dalam ruangan khusus yang benar-benar sunyi dan tidak ada suara apapun. Mereka dirawat dengan baik, di taruh ditempat yang bersih, diberi makan. Hanya saja mereka tidak boleh disentuh dengan kasih-sayang dan tidak diajak bicara.
Apa hasilnya? Belum sampai berumur setahun bayi-bayi ini meninggal. Ini memberikan suatu jawaban bahwa manusia butuh komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial kita perlu berbicara dengan orang lain. Manusia butuh sentuhan kasih sayang, manusia butuh ucapan kasih yang keluar dari mulut seseorang.
Begitu pentingnya kata-kata. Allah menciptakan alam semesta dengan Firman. Kita bisa mengusir setan dengan perkataan “didalam nama Allah SWT” dalam iman. Di mulut kita ada perkataan berkat dan kutuk. Tinggal kitalah yang menentukan apakah kita suka mengucapkan berkat atau kutuk.
Kita bisa kehilangan kasih-sayang sebagai akibat dari kesalahan menggunakan lidah/mulut. Kita bisa menyiksa orang hanya dengan kata-kata.
Betapa pentingnya untuk berhati-hati menggunakan lidah, Luka akibat lidah sering kali sulit dihapus.
Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.
Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar. Pada minggu - minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar.
Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar.
Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: "Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar." Pagar ini tidak akan kembali seperti semula.
Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar. Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik.
3. VERBAL ABUSE TERHADAP ANAK ANAK
Seandainya semua kita ini memperlakukan anak-anak adalah harta yang datang dari Surga, bahwa mereka ini adalah anak-anak Allah, tentu sikap ini akan menjadi bekal yang baik dalam pendidikan dan pertumbuhan mereka.
Para orang tua seharusnya menjadi panutan bagi anak-anak, menjadi tempat perlindungan bagi anak-anaknya. Orang tua yang baik harus menciptakan suasana surga dirumahnya. Begitu indah jika dalam keluarga orang tuanya saling menghormati, seorang ibu hormat kepada bapak, seorang bapak mengasihi dan menghargai dengan sungguh istrinya. Itu semua akan dilihat anak-anak kita sebagai contoh dasar baginya dalam bersosialisasi.
Bagaimana seandainya rumah itu justru menjadi “neraka” bagi anak-anak, seorang anak setiap hari mendengar omelan ibunya atau cacian dari bapaknya. Ini akan membekas dan mempengaruhi emosi anak. Sehingga anak tersebut kalau sudah besar sedikit, ada besar kemungkinan untuk lari dari rumahnya, dan mencari kesenangan diluar rumah.
Seandainya caci-maki atau perkataan yang menusuk meluncur setiap hari kepada orang yang seharusnya kita kasihi. Akibat apa yang kita terima nanti?
3.A. MENGOBATI JIWA ANAK-ANAK KORBAN VERBAL ABUSE
Ada banyak pertanyaan bagaimana cara memperlakukan anak-anak yang telah mengalami verbal abuse :
1. Bagaimana membangkitkan rasa percaya diri pada anak.
2. Pengertian apa yang harus diberikan kepada anak yang mengalami verbal abuse dari anak-anak lain atau orang dewasa.
3. Pengertian apa yang harus diberikan jika anak mendapat julukan-julukan nama yang melecehkan.
4. Bagaimana menangani anak yang dihina oleh anak yang lebih kaya.
5. Apa yang harus dilakukan jika kita pernah melakukan verbal abuse kepada anak-anak kita.
Seorang anak yang mengalami verbal abuse, akan menderita secara batin, ada emotional damage, diantaranya penolakan diri. Membenci diri sendiri, merasa rendah diri. Sehingga anak lebih suka berdiam diri. Menolak diri untuk melakukan kreatifitas.
Berikan suasana yang nyaman dan bersahabat ketika berbicara dengan anak yang menderita emotional damage ini. Bangkitkan rasa percaya diri dalam hatinya.
Lazimnya seorang anak itu mempunyai imaginasi, imaginasi itu diungkapkan dengan kesukaannya menggambar misalnya, menyanyi, berceritera dan lain lain. Anak yang bahagia dan percaya diri tidak takut mengungkapkan pendapatnya. Mereka akan selalu bertanya : apa ini, apa itu, mengapa begini, mengapa begitu. Dan sebagainya.
Terhadap anak yang kehilangan rasa percaya diri; ajaklah dia berdialog temukan topik-topik yang dia suka. Bicarakanlah tentang hobby-nya. Bangkitkan semangatnya untuk tetap berimajinasi, itu baik untuk pelatihan otaknya. Anak-anak suka sekali bercanda, tertawa adalah ciri dari ungkapan rasa senang.
Ini merupakan cerita klasik, misalnya anak yang lebih kaya menghina anak lain yang lebih miskin. Cerita ini banyak diungkap dalam film serial lama “The little house in the prairie” saya suka sekali film ini yang banyak menceritakan tentang kisah kisah sosial yang dikemas dengan pengertian tentang humanity yang baik. Seorang anak yang mengalami penghinaan secara materi, bangkitkan semangatnya untuk berprestasi dalam bidang lain ; prestasi di sekolah, prestasi di olah raga, prestasi di kesenian dan sebagainya. Berikan pengertian bahwa hidup bukan hanya soal materi yang kita punyai sekarang, ada yang lebih penting dari itu, pembekalan diri dengan kepandaian sangat penting untuk masa depan.
Dalam pergaulan anak-anak maupun orang dewasa, kita banyak menjumpai seseorang diberi julukan-julukan “si gembrot” misalnya. Walaupun kita tahu bahwa dia tidak suka disebut begitu, tetapi tetap saja kita lakukan. Jangan lupa ini juga merupakan verbal abuse (pelecehan dengan kata-kata). Pengertian yang harus kita berikan kepada anak-anak yang mengalami demikian adalah, memberikan dia jawaban yang bisa dia mengerti bahwa dia mempunyai potensi lain, pengertian bahwa ada orang-orang disekitar dia yang menyayangi dia. Berikan pengertian bahwa dia itu dicintai dan tidak usah mendengar perkataan buruk orang lain.
Apabila kita pernah melakukan verbal abuse kepada anak-anak kita, kadang itu tidak dengan sengaja kita mengatakan “kamu bodoh!”, “kamu payah, tidak kreatif!”, “kamu teledor!” atau mengatakan kata-kata lain yang menghina anak sendiri. Mengertilah bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kita diberi kuasa dalam mulut kita, dan apa yang kita katakan itu bisa benar-benar terjadi!
Jangan pernah mengeluarkan kata-kata yang melecehkan anak-anak kita sendiri. Mulut kita punya kuasa, mari memakai lidah kita dengan benar, untuk sesuatu yang baik dan untuk memuji Tuhan.
Dengan lidah kita memuji Tuhan, dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini tidak boleh demikian terjadi.
Apabila kita pernah melecehkan anak-anak kita dengan kata-kata buruk, mintalah maaf kepada anakmu. Tidak ada salahnya meminta maaf, itu akan membangkitkan semangatnya lagi. Ini juga mendidiknya bahwa meminta maaf itu baik untuk membina hubungan. Rasakanlah bahwa kata-kata indah itu seperti magic yang bisa membangkitkan semangat, rasa cinta dan hal-hal positif lainnya.
Ada 3 magic-words yang harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini ; “Tolong, Maaf, dan Terima-kasih”, ajari mereka senantiasa berbicara ramah dan lembut.
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.
3.B. KOMUNIKASI UNTUK MEMBANGUN PERCAYA DIRI.
Tetaplah berkomunikasi yang membangkitkan percaya diri pada anak. Ijinkan anak-anak untuk melayani kebutuhannya sendiri, karena ini akan menunjukkan bahwa dia bisa/ mampu, kita bisa mengatakan :
• Kamu ingin makan sendiri? ya kamu bisa! pegang sendoknya dengan tangan kanan.
• Ok, mama tunggu kamu memakai sepatumu.
• Apa kamu bisa mengoles sendiri selai coklat di rotimu?
• Begini……, ikuti cara mama membersihkan meja.
3.C. KOMUNIKASI UNTUK MENGUNGKAPKAN PUJIAN
Anak-anak suka sekali dipuji, mereka akan meresponi kata-kata pujian. Mereka ini punya sifat natural yang baik, mereka punya keingin-tahuan yang tinggi, mereka itu spontan. Setiap anak mempunyai talenta dan kesukaan yang unik.
Apa yang harus dilakukan oleh orang tua adalah perhatian kepada kebutuhan anak-anak. Perhatikan kalau mereka menyukai musik, membaca, gambar/ lukisan, olah raga, warna-warna favorit dan sebagaianya. Bicarakan apa yang mereka sukai dengan diiringi pujian-pujian yang memberikan semangatnya untuk maju. Berikut ini adalah contoh yang baik untuk mengungkapkan pujian :
• Gambarmu bagus sekali!
• Wow, kamu bisa bikin gol seperti Ronaldo!
• Suaramu bagus, lagu ini enak sekali didengar.
• Ok, ayo ceritakan buku apa yang kamu baca tadi.
• Bagus sekali, mama/papa saja lama bikinnya, ini pasti tidak gampang membuatnya.
Ketika berkomunikasi dengan anak, usahakanlah menunggu mereka bicara sampai selesai dengan tersenyum. Ini cara yang ajaib untuk membuat mereka suka berkomunikasi dengan kita.
3.D. BATASAN KOMUNIKASI
Komunikasi ada pembatasannya, ketika kita membatasi berkomunikasi kepada anak, lakukanlah dengan menimbang bahwa cara ini tetap membuat mereka merasa aman dan diperhatikan. Ini baik untuk melatih mereka berdisiplin mulai dari kecil. Kadang anak-anak masih suka bermain-main, atau meminta perhatian padahal hari itu sudah mulai malam, misalnya. Kita harus memperhatiakan batasan ini :
• Ok, mama/ papa senang mendengar ceritamu, tapi ini sudah malam, waktunya tidur.
• Acara itu tidak baik untuk anak-anak, itu acara orang besar, ganti cannel lain saja.
• Tidak, itu tidak baik untuk anak-anak.
• Kalau kamu teriak-teriak terus, mama/papa tidak bisa dengar. Ayo sekarang ngomong yang baik.
• Tidak, hari ini tidak usah beli mainan.
• Itu bagus sekali, tapi mama sedang tidak bawa uang.
3.E. BERKOMUNIKASI TENTANG PILIHAN
Sedapat mungkin, kita harus memberikan pilihan-pilihan kepada anak untuk menentukan apa yang mereka sukai, itu mudah sekali dilakukan seperti “kamu mau pakai baju merah atau biru?”. Pelatihan untuk menentukan pilihan akan membangun tanggung jawab terhadap apa yang mereka pilih. Mereka akan dilatih untuk menentukan sendiri apa yang terbaik untuk mereka :
• Kamu mau sereal atau kentang goreng?
• Kalau atasannya kuning, sebaiknya pakai celana warna apa ya?
• Hari ini kamu mau makan apa?
• Kamu suka les apa? Menggambar atau piano?
3.F. SIKAP TERHADAP VERBAL ABUSE
Kadang-kadang gara-gara kita ingin melindungi anak, kita terlalu melampaui batas yang membuat anak-anak kehilangan rasa hormat. Contohnya : ada seorang menceritakan bahwa kakeknya suka sekali berteriak dan memarahi dia. Lalu orang tuanya berkata, “sudah jangan hiraukan kakekmu, dia memang jahat” lalu ketika kakeknya meninggal dia senang sekali dan mensyukuri kematian kekeknya.
Pada keadaan seperti itu, hiburan dari orang tua tersebut menimbulkan rasa tidak hormat anak terhadap kakeknya. Lalu apa yang langkah yang baik untuk memberikan respon kepada anak ? “hmmm…. Kakekmu sedang tidak enak hati (marah), ok sekarang mama yang akan bicara kepada kakekmu” Lalu datangilah si kakek itu dan mintalah dia untuk tidak bicara kepada anak-anak dengan kata-kata kasar.
Seorang Abuser (si kakek) ini juga perlu pendengar, bicarakanlah sesuatu dan beri pengertian kepadanya agar tidak bicara kepada anak kecil dengan cara yang kasar. Setelah itu datangi kembali anakmu dan memberi pengiburan bahwa “aku mengerti kalau kata-katanya menyakitkan, tapi sebenarnya kakekmu tidak bermaksud menyakitimu” peluklah dia, buat anak itu yakin bahwa dia tetap dicintai.
Ketika anak kita suka berteriak-teriak, mereka itu sedang ingin diperhatikan dan mereka perlu perhatian. Kadang kadang orang tua meresponinya dengan teriakan juga. Ini tidak menyelesaikan masalah. Malah akan mengarah ke verbal abuse lainnya. Apabila orang tua minim sekali dalam menggunakan kata-kata kasar. Maka anak-anak pun terlatih untuk tidak menyukai kata-kata kasar.
Kalaupun si anak mendengar kata-kata kasar orang lain; berilah pengertian yang meminimalkan anak untuk meniru hal tersebut misalnya dengan mengatakan “jangan diambil hati, dia sedang pusing, sepertinya dia berbuat begitu untuk menghilangkan rasa kesalnya saja kok”.
3.G. MEMAHAMI PERASAAN ANAK KITA
Ketika kita mendapati anak kita menderita akibat verbal abuse, pahamilah perasaannya dengan menunjukkan bahwa kita bersimpati kepadanya. Ini akan mengajar anak itu untuk memberi respon yang tepat terhadap apa yang dia alami, dia akan mengerti bagaimana menghargai perasaan. Ini juga akan mengajari si anak untuk menghormati perasaan orang lain.
Seseorang yang menderita akibat verbal abuse, memerlukan pelampiasan. Kejelekan verbal abuse adalah melahirkan verbal abuse yang lain dan ini akan terjadi terus-menerus. Maka prilaku yang mendinginkan suasana hati dari seseorang akibat verbal abuse adalah dengan menunjukkan kepada si korban bahwa dia mempunyai teman atau pelindung.
Ajarilah anak-anak saudara untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dikatakan, menimbang dulu sebelum mengakatannya. Orang tua akan menjadi tokoh sentral dalam perkembangan anak, yang mempengaruhi anak terutama terhadap sikap dan perilakunya.
Ketika si-anak mengalami goncangan akibat verbal abuse, bangkitkan dia untuk mencapai self respect. Ajari mereka untuk menemukan dalam dirinya, bahwa mereka adalah makhluk yang special dan berharga di mata Tuhan. Sehingga pada saatnya mereka mampu untuk menganalisa bahwa mereka mempunyai sisi baik. Daripada merenungi omongan kasar dari orang lain.
4. VERBAL ABUSE TERHADAP ORANG SEKITAR
Verbal abuse bisa terjadi dimana-mana, di rumah tangga, di kantor, di organisasi, di jalanan. Sebagai anak-anak Tuhan kita harus tetap menjaga lidah kita, agar lidah kita memberikan perkataan yang baik dan tepat. Pembahasan diatas tentang verbal abuse kepada anak-anak juga berlaku bagi semua orang. Bahwa verbal abuse/ kekerasan dengan kata-kata memberi dampak emotional damage. Begitu banyak kita jumpai hancurnya suatu hubungan gara-gara ucapan yang tidak tepat.
4.A. VERBAL ABUSE DI SEKITAR KITA
Kita banyak menjumpai verbal abuse yang bersifat pelecean seksual; misalnya sekumpulan laki-laki menggoda perempuan yang sedang berjalan sendirian. Tindakan yang bersifat "Sexual Harassment" ini juga banyak terjadi di kantor/ tempat kerja. Seorang boss akan “menggoda” bawahannya yang dianggap cantik dan sexy misalnya. Kadang seorang atasan merasa punya hak untuk memperdayai bawahannya secara seksual.
Penghinaan, atau kata-kata yang merendahkan juga sering kita jumpai, ketika si majikan mengolok pegawai/ pembantunya. Ketika si kaya menghina si miskin. Si cantik menertawakaan orang yang buruk rupa. Perasaan tinggi hati yang dialami orang yang merasa superior, seringkali tidak hanya ditunjukkan dengan sikap tetapi juga dilontarkan dengan kata-kata. Ini adalah kisah klasik yang mudah dijumpai di sekitar kita.
"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Kata-kata kasar, cacian, makian, sindiran adalah hal-hal tidak perlu kita lakukan. Sebagai umatNya, kita mewakili Islam melalui perkataan kita. Betapa terhormatnya kita bila dikenal sebagai orang-orang yang berbahagia, yang selalu tersenyum dan memiliki tutur kata yang lembut bagi semua orang. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu bagaimana kamu harus memberi jawaban kepada setiap orang.
4.B. VERBAL ABUSE DALAM PERNIKAHAN
Seorang istri kadang mengeluh akan sifat suaminya yang kurang suka tinggal dirumah, pahamilah perilaku ini, lihatlah apa ada yang salah pada dirimu, pernahkah anda ngomel. Apakah Suami anda menyukai gaya bicara anda? Apakah anda menghargai suamimu ketika dia sedang berbicara? Apakah anda adalah pendengar yang baik ketika dia sedang berkeluh-kesah?
Dalam kasus kekerasan fisik dalam rumah tangga, misalnya suami suka memukul istri, jangan selalu menyalahkan si suami. Mungkin istri yang terlalu banyak ngomel dan membuat suami itu tidak tahan sehingga kemudian tangannya yang berbicara. Suami yang menghajar istri tentu tidak boleh dibenarkan. Tetapi cobalah, bersikap yang manis terhadap suami, itu pasti membuahkan hasil yang baik.
Seorang suami juga kerap kali melakukan verbal abuse; mencaci, memaki, misalnya. Suami akan mengejek istri ketika dandanannya dia anggap aneh. Seorang suami mengejek istri karena kemampuan intelektualnya kalah dan menganggap istri hanyalah makhluk bodoh. Suami mengejek istri karena tidak bisa memasak. Ini bisa berbahaya merenggangkan hubungan suami istri dan membuatnya menjadi tidak harmonis.
Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Suami-istri menjadi satu tubuh, maka perlakuan pelecehan terhadap pasangan kita adalah seperti merusak tubuh kita sendiri.
Suami-istri sangat dianjurkan untuk menghindari penggunaan kata-kata yang menyakitkan pasangannya. Kata-kata yang menyakitkan bisa diucapkan tanpa berteriak. Hal tersebut ternyata bisa meningkatkan suatu hormon di dalam darah yang menyebabkan turunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Kortisol, nama hormon itu, terdapat pada pria maupun wanita. Ia sering disebut juga “hormon stress” karena terbukti ketika stress meningkat, kortisol juga meningkat.
Profesor Janice Kiecolt-Glaser, direktur psikologi kesehatan di Universitas Ohio, Amerika Serikat, menjadikan 90 pasang pengantin baru berusia antara 20 dan 37 tahun, sebagai respondennya. Sesudah satu dekade berlalu, mereka dihubungi lagi. Kali ini, setiap pasangan itu diminta menceritakan bagaimana mereka bertemu dahulu dan mendiskusikan konflik dalam perkawinan mereka sekarang. Ketika mereka menceritakan masa pertemuannya, semua pasangan banyak menggunakan kata yang positif, kata-kata manis. Tetapi dalam masa pernikahan yang cukup lama benyak dijumpai pasangan-pasangan tersebut masing-masing banyak menggunakan kata yang negatif/ menyakiti satu dengan lainnya.
Tingkat kortisol pada kaum pria selama berlangsungnya diskusi-diskusi itu stabil saja. Tidak demikian halnya dengan kaum wanita. Kortisol mereka meningkat sudah sejak wawancara terdahulu, dan ternyata meningkat lagi, rata-rata lebih dari dua kali lipat- pada saat berdiskusi. “Kaum wanita sangat sensitif terhadap kata-kata negatif,” jelas Kiecolt-Glaser.
Para peneliti menyimpulkan, peningkatan kortisol pada kaum wanita menjadikan mereka sebagai barometer bagi kualitas perkawinannya. Mengapa? Berbagai studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa wanita memiliki respons fisik yang leibh kuat dan lebih lama terhadap konflik perkawinan daripada kaum pria. Peningkatan itu juga dianggap merupakan penjelasan mengapa lebih banyak wanita daripada pria yang mengambil keputusan untuk memperbaiki perkawinan atau cerainya saja.
Terbuktilah sudah bahwa interaksi positif antara suami-istri dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi risiko terserang penyakit jantung. Caranya, dengan mempertahankan tetap rendahnya kadar hormon stress. Dalam hal ini kata-kata yang baik dapat menunjang usaha mempertahankan perkawinan.
Penuh dengan peringatan Tuhan bahwa kata-kata berhubungan erat dengan kehidupan serta kesehatan,
Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran
Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya
Pasangan anda mudah jatuh sakit? Mungkin bukan karena kurang olahraga atau makanan kurang bergizi, atau gaya hidup yang salah. Sebuah penelitian diatas telah menunjukkan, hal itu mungkin bersumber pada kalimat menyakitkan yang sering sering diucapkan dan didengar.
5. PENYAKIT LIDAH

5.A. GOSSIP
Bergossip masuk dalam kategori verbal abuse yang sangat populer. Ada berapa banyak seorang sahabat merasa dikianati oleh gossip yang dilontarkan teman karibnya? Betapa banyak orang kecewa dan sengsara akibat gossip. Manusia adalah makhluk sosial, kita perlu berhubungan satu-dengan yang lain, perlu komunitas. Manusia tidak bisa hidup sendirian, kita semua perlu sahabat untuk diajak bicara. Gossip bisa merusak hubungan persahabatan.
Gossip biasanya dilakukan orang dengan dasar iri-hati melihat keberhasilan orang lain. Biasanya yang digossipkan adalah ; pekerjaan, keluarga, kestabilan keuangan, perkawinan, gaya hidup dsb. Umumnya apa yang digossipkan itu hampir semuanya tidak benar. Gossip biasanya adalah sesuatu yang sudah bias dari kenyataan sebenarnya.
Si Penggossip
Seorang mengulang sepotong gossip mengenai tetangganya. Dalam beberapa hari, seluruh komunitas mengetahui ceriteranya. Orang yang digossipin itu sudah tentu sakit hati dan merasa terpukul. Kemudian si penggosip yang bertanggung jawab untuk menyebarluaskan gossip tersebut menemukan bahwa gossip itu betul-betul salah.
Dia menyesal dan datang kepada orang tua yang bijak untuk mencari tahu apa yang dapat dilakukannya untuk memperbaiki kesalahannya itu.
"Pergilah ke pasar," katanya, "dan beli seekor ayam, bunuh. Kemudian dalam perjalanan pulang, cabuti bulunya dan buang satu persatu di sepanjang jalan pulang."
Meski kaget mendengar saran itu, si wanita melakukan apa yang disuruh kepadanya. Keesokan harinya si orang bijak itu berkata, "Sekarang pergilah dan kumpulkan semua bulu yang kau buang kemarin dan bawa kembali kepadaku."
Si wanita pun menyusuri jalan yang sama, namun angin telah melemparkan semua bulu-bulu itu kemana-mana. Setelah mencari-cari selama berjam-jam, ia kembali hanya dengan tiga potong bulu."Lihat kan?" kata si orang bijak, "sangat mudah melemparkannya, namun tidak mungkin menariknya kembali. Begitu pula dengan gossip. Tidak sulit menyebarluaskan rumor, namun sekali terlempar, anda tidak akan pernah secara penuh memperbaiki kesalahan anda."
Gossip bisa menimbulkan sakit hati dan dendam, biasanya gossip dilakukan oleh orang-orang yang berpikiran sempit. Jarang sekali orang-orang yang berjiwa besar dan berpikiran dewasa mau menyia-nyiakan waktu untuk membicarakan kejelekan orang lain yang pada dasarnya merupakan suatu kecemburuan sosial.
Ada pepatah bilang: Small minds focus primarily on things average minds focus primarily on people great minds focus primarily on idea.
Acara yang sangat diminati di TV sekarang adalah gossip artis yang meliput kejadian domestik rumah tangga mereka. Betapa persoalan kecil telah menjadi komoditi yang punya daya jual tinggi. Hal ini terjadi karena ada “demand” dari pemirsa/ penggemar para artis tersebut untuk mengobati keinginan tahu mereka terhadap artis yang mereka kagumi. Sikap semacam ini juga akan mempengaruhi pola pikir kita kepada orang lain, misalnya terhadap teman atau sanak saudara di sekitar. Kita menjadi suka mengurusi urusan domestik orang lain dan membicarakannya. Kadang sikap ini melanggar hak orang yang kita bicarakan itu untuk mereka dapat hidup tenang. Kita berlaku sebagai intruder dalam urusan pribadi mereka. Susahnya penyakit ini sulit diobati.
Sebagai anak manusia, kita diminta untuk mempunyai pikiran-pikiran yang besar. Islam mengajarkan kita untuk memikirkan perkara-perkara yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, kebajikan, dan yang patut dipuji.
Lidah mereka adalah anak panah yang membunuh, perkataan dari mulutnya adalah tipu; mereka berbicara damai dengan temannya, tetapi dalam hatinya mereka merancang pengadangan terhadapnya.
Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.
Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati.
Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.
Bagaimana kalau kita menjadi korban gossip?
Ada baiknya kita berpengertian seperti ini : Kalau kita digossipkan orang berarti orang yang menggossipkan itu merasa dirinya 'inferior' terhadap kita. Dan kita patut bersyukur kepada Tuhan yang sudah memberkati kita sedemikian rupa, sehingga ada orang yang 'iri' pada kita. Tapi ini bukan satu-satunya cara. Cara yang terbaik adalah kita harus mengampuni dan mendoakan orang yang menggossipkan kita agar mereka juga bisa merasakan jamahan dan kasih Tuhan.
5.B. BANYAK BICARA
Kita harus paham tentang posisi kita, harus paham waktu dan tempat, kapan harus bicara dan kapan harus diam. Kapan harus menjawab dan kapan harus bertanya. Kita harus bisa menahan bibir untuk bicara pada saat yang tidak tepat untuk bicara. Penguasaan diri dalam berbicara itu penting, dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.
Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.
5.C. PERKATAAN SIA-SIA
Kata-kata adalah cerminan kepribadian kita, karena kata-kata yang kita ucapkan adalah datang dari hati. Jika hatimu mengetahui bahwa kata-kata itu tidak baik untuk diucapkan janganlah ucapkan itu.
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
5.D. BESAR MULUT
Besar mulut atau perkataan sombong sangatlah tidak perlu. Biarlah orang mengetahui kemampuan kita dengan melihat suatu kenyataan yang terjadi. Kita tidak perlu memegahkan diri dengan kata-kata.
Biarlah TUHAN mengerat segala bibir yang manis dan setiap lidah yang bercakap besar, dari mereka yang berkata: "Dengan lidah kami, kami menang! Bibir kami menyokong kami! Siapakah tuan atas kami?"
Hendaklah kita senantiasa rendah hati, contohlah Nabi Kita, Dia adalah Raja-segala raja tetapi Dia selalu bersikap rendah hati :
Semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Sikap rendah hati adalah sikap yang disukai Tuhan
Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!
Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.
Karena Allah, jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersuka cita.
Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.
Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersuka citalah; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali!
Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.
Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.
Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.
Sebab beginilah yang bersemayam untuk selamanya "Bersemayam di tempat tinggi dan di tempat suci tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.
Telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Allah dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"
Carilah keberkahan-Nya, semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Allah.
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5.E. TERLALU CEPAT BICARA
Kita harus berhati-hati dalam bicara, kendalikanlah lidahmu, karena lidah adalah sesuatu yang buas. Pikirlah dan timbanglah dahulu sebelum berbicara. Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.
Sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya.
Kata-kata bisa menentukan masa depan kita. Hendaknya dalam berbicara kita selalu berhati-hati. Tutur kata kita akan menjadi suatu cerminan kepribadian kita, bayangkan jika di tempat kerja kita banyak melakukan kesalahan bicara. Ini akan membahayakan ladang nafkah kita. Apabila seorang gembala sidang sering melakukan ucapan yang sembrono, maka dia akan ditinggal domba-dombanya. Apabila seorang ibu suka berbicara tanpa menimbang, dia akan tidak dihargai oleh anak-anaknya. Jia seorang suka berbicara yang menyakitkan kepada temannya maka dia akan segera ditinggalkan sahabat-sahabatnya.
Demikian juga ketika kita berbicara kepada Allah dalam doa kita, mintalah tuntunan Roh kita untuk dapat berdoa yang baik. Bernazar atau berjanji sesuatu kepada Allah harus ditepati :
Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah ; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.
Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.
Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.
5.F. SUKA BERDUSTA
Ini adalah penyakit yang buruk. Lidah pendusta dan penipu mendapat hukuman berat di penghakiman nanti :
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Sebab perkataan mereka tidak ada yang jujur, batin mereka penuh kebusukan, kerongkongan mereka seperti kubur ternganga, lidah mereka merayu-rayu.
Engkau mencintai segala perkataan yang mengacaukan, bagi lidah penipu
Sebab mulut orang fasik dan mulut penipu ternganga terhadap aku, mereka berbicara terhadap aku dengan lidah dusta;
Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut.
Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata.
Iblis adalah Tuhan dari segala pendusta :
Iblislah yang menjadi Tuhanmu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan Tuhanmu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Kita semua pernah berdusta yang merugikan orang lain, setiap tutur-kata dan prilaku kita haruslah mencerminkan bahwa kita adalah Hamba-hamba Allah. Image Nabi harus kita tampakkan dalam prilaku kita, dan selalu berdoalah :
"Ya Allah, lepaskanlah aku dari pada bibir dusta, dari pada lidah penipu."
6. MELALUI APA DIKATAKAN
Kita akan dikenal orang melalui apa yang kita ucapkan, sikap dan prilaku kita akan dinilai orang dan memberi tanda siapakah kita ini. Secara umum kita dapat mengenal seseorang melalui kata-katanya. Kata-kata adalah isi pikiran yang dapat didengar. Dari perkataan kita, orang bisa bersimpati atau membenci kita. Ucapan kita sehari-hari akan menjadi saksi bahwa kita ini Hamba-hamba Allah atau bukan.
Tutur kata yang terbaik adalah tutur kata yang lembut :
Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.
Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.
Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.
Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.
Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, tetapi hati orang bebal tidak jujur.
Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!
Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah.
Rumah orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikan-Nya tetap.
Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci.
Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup.
Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat.
Dari uraian-uraian dalam artikel ini kita telah melihat bahwa lidah tidak dapat dikuasai oleh manusia, yang terjadi adalah manusia dikuasai oleh perkataan lidahnya.
Hanya Allah Yang Maha Sempurna. Oleh sebab itu perkataan yang baik, yang sejuk, dan damai berasal dari lidah manusia yang dipimpin oleh Nabi Umat Islam. Dan bagi lidah kotor semoga Tuhan Mengampuni segala dosa-dosanya dan disadarkannya. Hanya manusia yang tidak menjalankan perintah Tuhan dan tidak menjauhi larangan-Nyalah yang dapat dikategorikan salah.
